Setelah melalui beberapa obrolan dengan ibu tentang keadaan gua yang jadi pengangguran, gua pun keluar kamar dan menuju singgasana sofa reot depan kamar. Dilanjut dengan menyeduh secangkir kopi berwarna hitam pekat dengan canggkir berwarna putih, jika menikmati kopi gua langsung ingat tentang April, tentang cara dia meracik kopi dari menggrinder kopi dengan grinder yang diputar-putar dengan tangan kecilnya yang mungil berhiaskan jam tangan berwarna putih yang mengikat erat di lengan kanannya,sembari dia tersenyum sambil mencampur kopi hasil gilingannya itu dengan kopi kirimer sasetan, ah sangat bahagia sekali mengingat cara-cara dia meracik kopi apalagi pada saat menuang air panas ke dalam cangkir dan mengaduknya dengan tatapan matanya yang bulat.
"Andra!" sahutan datang dari arah depan jalan menuju rumah, suara yang ngebas seperti speaker orgen tunggal yang bikin telinga gua mendengung.
"Eh lo si Badak Sumatra" mahluk ajaib yang gua maksud adalah Erwin temanku tetangga samping rumah, berbadan besar tinggi berkulit hitam. Erwin langsung duduk disamping gua, "Boleh bagi kopinya gak?" Erwin langsung meminum kopi hitam dengan rakusnya, padahal kopi itu masih panas. "Akhhhhhhhh Mantap!" sambil dengan mata melotot merasakan kenikmatan kopi hitam itu, dan kopi tinggal sisa setengah didalam cangkir. "Gila lo win! lo haus apa kesurupan? padahal itu kopi masih panas!" ya namanya juga Badak Sumatra mulut dan lidahnya tahan panas. "Gua sakau kopi soalnya, seharian gak ngopi gua, ya jadi seperti orang gila gini" Erwin masih kegirangan karena baru dapat asupan kopi hari ini.
"Dra Mabar kuy! kita push rank!" Erwin sambil memegang hapenya. "Ah lo kesini cuma mau ngerampok kopi sama ngajak mabar push rank, mabar juga masih noob lo win" Erwin memang suka maen game online di handphone, game moba analog yang lagi populer di semua kalangan.
"Eh win gua sekarang jadi pengangguran, sudah gak kerja lagi" sahutku langsung membuka obrolan menjadi seorang pengangguran. ""Lha knapa ngnggur? lo habis dipecat ya? apa jangan-jangan lo ke gab korupsi?" erwin menyaut sembari menggoda gua, "Enak saja gua dipecat apalagi korupsi, sorry ya win gini-gini gua anti makan uang haram gak seperti lo ha ha ha" balasku dengan nada tertawa. Erwin sekarang bekerja sebagai sopir salah satu perusahaan, dia memang suka makan uang haram seperti buat nota palsu pengiriman barang,perbaikan mobil, dan semcamnya, dan uang haram tersebut gua juga turut menikmatinya juga seperti traktiran dari dia untuk makan-makan dan jalan-jalan, katanya uangnya bakalan halal dan berkah kalau buat nraktir.
"Nah terus kalo lo ngnggur mau cari kerjaan baru gak? ngelamar-lamar gitu" dengan lugas Erwin menanyakan. "Gua mau break dulu win, mau nyobain hal baru dan itu bukan sebagai karyawan kantoran atau budak korporat" jawabku dengan nada santai. "Nah kalo gak kerja apa ngantor lo gak ada pemasukan kan, masa gua yang mau nanggung hidup lo dengan uang haram seseran gua? ha ha ha" sambil tertawa Erwin mencoba menghibur.Erwin memang suka bercanda dan menghibur namun susah untuk diajaka hal serius.
"Mulai dengan hal baru !" sahutku dengan keras dan Erwin kemudian menanyakan apa itu hal barunya. "mulai hal baru seperti apa dra?". "Ya hal baru, apa yang gua suka dan hobi. Gua terpikir mau mulai jadi pelancong jalan-jalan seperti Mendaki Gunung dan berpetualang ke Dunia Paralel". erwin tambah bingung ketika mendengar tentang Dunia Paralel sambil menggaruk-garuk kepalanya yang berambut ikal berwarna hitam. "Ah gak ngerti gua dra, terserah mau jadi apa, yang penting asupan kopi gua tiap hari jangan di stop! yaudah gua mau login dulu!" Erwin berhenti ngoceh dan lanjut push rank.
"Welcome to mobile lejen!" terdengar suara game moba dari handphone Erwin dan gua gak pedulian dia mau mabar. Memulai hal baru seperti mendaki gunung untuk berpetualang adalah hal gila yang bakalan gua lakuin, ya daripada gua nganggur tidur di rumah gak ada kerjaan. Sambil memikirkan langkah selanjutnya untuk memulai hal baru dengan mendaki gunung " You have been slain! " "Bangsat! dasar NOOB gak di bantuin war buat ngancurin tower gua! ini game buat ngancurin tower goblok! " Erwin kesal sambil ngoceh berbusa karena mati saat bermain game.
Erwin terlihat masih kesal dan game pun berakhir dengan hasil kekalahan. "Sial! bete gua main dari tadi kalah mulu!" lalu dia langsung cabut pulang ke rumah.
"GOTCHA!" terdengar suara nada dari handphoneku, ada pesan chat masuk di whatsaap, ternyata chat dari April "Dra udah nyampek rumah? , bete gua mau nyenja gak ada kawan. Biasanya lo yang gua ajak..." April memang sering mengajakku untuk menikmati senja di laut dekat kantor, lalu gua balas chat April "Udah barusan, hari ini prei dulu ya nyenjanya mungkin udah gak bisa lagi... lo sendirian aja nyenja sambil bengong di pinggir laut terus ntar ada ikan hiu nemenin lo : ) ". Tak lama April membalas chat , "Ah payah lo udah gak mau nyenja sama gua lagi, kan sedih gue jadi bengong sendiri..." percakapan di chat dengan April pun berakhir saat matahari terbenam.
Malam pun sudah tiba, setelah gua selesai mandi kemudian beranjak lagi menuju kursi sofa reot lagi. "Baiklah sudah gua putuskan untuk mulai hal baru dengan Mendaki Gunung!" dengan yakin aku buat keputusan itu, ya hitung-hitung buat ngisi hari-hari menjadi seorang pengangguran. Memang dari dulu aku suka dengan mendaki gunung, namun semenjak bekerja di kantor sudah jarang karena padatnya aktivitas kerja.
Rencana untuk Mendaki Gunung selama masa pengangguran sudah aku susun, seperti mempersiapkan peralatan perlengkapan mendaki gunung dan juga menyiapkan fisik dan tekad. Memang benar-benar sudah dipersiapkan dengan matang, seperti mau berangkat ke medan perang.
"Andra!" sahutan datang dari arah depan jalan menuju rumah, suara yang ngebas seperti speaker orgen tunggal yang bikin telinga gua mendengung.
"Eh lo si Badak Sumatra" mahluk ajaib yang gua maksud adalah Erwin temanku tetangga samping rumah, berbadan besar tinggi berkulit hitam. Erwin langsung duduk disamping gua, "Boleh bagi kopinya gak?" Erwin langsung meminum kopi hitam dengan rakusnya, padahal kopi itu masih panas. "Akhhhhhhhh Mantap!" sambil dengan mata melotot merasakan kenikmatan kopi hitam itu, dan kopi tinggal sisa setengah didalam cangkir. "Gila lo win! lo haus apa kesurupan? padahal itu kopi masih panas!" ya namanya juga Badak Sumatra mulut dan lidahnya tahan panas. "Gua sakau kopi soalnya, seharian gak ngopi gua, ya jadi seperti orang gila gini" Erwin masih kegirangan karena baru dapat asupan kopi hari ini.
"Dra Mabar kuy! kita push rank!" Erwin sambil memegang hapenya. "Ah lo kesini cuma mau ngerampok kopi sama ngajak mabar push rank, mabar juga masih noob lo win" Erwin memang suka maen game online di handphone, game moba analog yang lagi populer di semua kalangan.
"Eh win gua sekarang jadi pengangguran, sudah gak kerja lagi" sahutku langsung membuka obrolan menjadi seorang pengangguran. ""Lha knapa ngnggur? lo habis dipecat ya? apa jangan-jangan lo ke gab korupsi?" erwin menyaut sembari menggoda gua, "Enak saja gua dipecat apalagi korupsi, sorry ya win gini-gini gua anti makan uang haram gak seperti lo ha ha ha" balasku dengan nada tertawa. Erwin sekarang bekerja sebagai sopir salah satu perusahaan, dia memang suka makan uang haram seperti buat nota palsu pengiriman barang,perbaikan mobil, dan semcamnya, dan uang haram tersebut gua juga turut menikmatinya juga seperti traktiran dari dia untuk makan-makan dan jalan-jalan, katanya uangnya bakalan halal dan berkah kalau buat nraktir.
"Nah terus kalo lo ngnggur mau cari kerjaan baru gak? ngelamar-lamar gitu" dengan lugas Erwin menanyakan. "Gua mau break dulu win, mau nyobain hal baru dan itu bukan sebagai karyawan kantoran atau budak korporat" jawabku dengan nada santai. "Nah kalo gak kerja apa ngantor lo gak ada pemasukan kan, masa gua yang mau nanggung hidup lo dengan uang haram seseran gua? ha ha ha" sambil tertawa Erwin mencoba menghibur.Erwin memang suka bercanda dan menghibur namun susah untuk diajaka hal serius.
"Mulai dengan hal baru !" sahutku dengan keras dan Erwin kemudian menanyakan apa itu hal barunya. "mulai hal baru seperti apa dra?". "Ya hal baru, apa yang gua suka dan hobi. Gua terpikir mau mulai jadi pelancong jalan-jalan seperti Mendaki Gunung dan berpetualang ke Dunia Paralel". erwin tambah bingung ketika mendengar tentang Dunia Paralel sambil menggaruk-garuk kepalanya yang berambut ikal berwarna hitam. "Ah gak ngerti gua dra, terserah mau jadi apa, yang penting asupan kopi gua tiap hari jangan di stop! yaudah gua mau login dulu!" Erwin berhenti ngoceh dan lanjut push rank.
"Welcome to mobile lejen!" terdengar suara game moba dari handphone Erwin dan gua gak pedulian dia mau mabar. Memulai hal baru seperti mendaki gunung untuk berpetualang adalah hal gila yang bakalan gua lakuin, ya daripada gua nganggur tidur di rumah gak ada kerjaan. Sambil memikirkan langkah selanjutnya untuk memulai hal baru dengan mendaki gunung " You have been slain! " "Bangsat! dasar NOOB gak di bantuin war buat ngancurin tower gua! ini game buat ngancurin tower goblok! " Erwin kesal sambil ngoceh berbusa karena mati saat bermain game.
Erwin terlihat masih kesal dan game pun berakhir dengan hasil kekalahan. "Sial! bete gua main dari tadi kalah mulu!" lalu dia langsung cabut pulang ke rumah.
"GOTCHA!" terdengar suara nada dari handphoneku, ada pesan chat masuk di whatsaap, ternyata chat dari April "Dra udah nyampek rumah? , bete gua mau nyenja gak ada kawan. Biasanya lo yang gua ajak..." April memang sering mengajakku untuk menikmati senja di laut dekat kantor, lalu gua balas chat April "Udah barusan, hari ini prei dulu ya nyenjanya mungkin udah gak bisa lagi... lo sendirian aja nyenja sambil bengong di pinggir laut terus ntar ada ikan hiu nemenin lo : ) ". Tak lama April membalas chat , "Ah payah lo udah gak mau nyenja sama gua lagi, kan sedih gue jadi bengong sendiri..." percakapan di chat dengan April pun berakhir saat matahari terbenam.
Malam pun sudah tiba, setelah gua selesai mandi kemudian beranjak lagi menuju kursi sofa reot lagi. "Baiklah sudah gua putuskan untuk mulai hal baru dengan Mendaki Gunung!" dengan yakin aku buat keputusan itu, ya hitung-hitung buat ngisi hari-hari menjadi seorang pengangguran. Memang dari dulu aku suka dengan mendaki gunung, namun semenjak bekerja di kantor sudah jarang karena padatnya aktivitas kerja.
Rencana untuk Mendaki Gunung selama masa pengangguran sudah aku susun, seperti mempersiapkan peralatan perlengkapan mendaki gunung dan juga menyiapkan fisik dan tekad. Memang benar-benar sudah dipersiapkan dengan matang, seperti mau berangkat ke medan perang.
Bersambung ke chapter 3
Comments
Post a Comment
Terimakasih telah komen dan berkunjung
Pilih menu SITEMAP untuk postingan yang lain