Puncak Prabumulih Gunung Seminung dan Keindahan Danau Ranau Lampung Bagian 2
Selamat Pagi teman-teman pecinta alam, semoga kalian tidak bosan dengan postingan-postingan blog gue yang semenjana banget. Kali ini gue bakal ngelanjutin kisah perjalanan gue yang sudah ada di postingan sebelumnya dan yang belum ngikutin dari awal diwajibkan untuk membacanya agar alur ceritanya nyambung.
Di cerita sebelumnya kan perjalanan baru nyampek Pasar Liwa buat cari amunisi dan formula rahasia untuk perjalanan mendaki, nah langsung aja ini gua lanjutin ceritanya.
Setelah berbelanja logistik cukup banyak, langsung tancap gas menuju Danau Ranau. Sekira jam tujuh malam kita Sampai di Perkampungan dekat Danau Ranau lalu mencari tempat penitipan mobil dan penyewaan perahu untuk menyebrang danau karena gunung seminung ada di sebrang danau ranau. Langsung masukan semua barang-barang seperti carier,tas dan ransel di dalam perahu.
Antri-antri masuk kapalnya jangan berdesak-desakan ya
Perahu yang digunakan cukup memadahi untuk menampung tim pendaki sebanyak 15 orang lebih, yah walaupun agak berdesak-desakan yang penting suasana hepi.
Setelah sampai di daratan untuk berlabuh kami memutuskan untuk mendirikan tenda dan bermalam di pinggir danau ranau, karena awal pendakian akan dimulai esok hari. Kebetulan banget sekalian tahun baruan di Danau Ranau beretepatan tanggal 1 Januari 2015. Malam tahun baru di danau ranau menurutku sangat menenangkan dan cocok untuk bermeditasi mensucikan diri di dalam kesendirian, ini malam tahun baru tanpa hiruk pikuk kota, suara terompet dan kembang api yang berisik, tanpa kendaraan bermotor pokoknya sangat damai dan hanya suara jangkrik malam yang terdengar.
1 Januari 2015, sinar mentari pagi yang gua lihat sangat menyilaukan mata. Awal 2015 dilalui dengan sebuah perjalanan pendakian merupakan hal yang spesial bagi gue, karena bakal menyimpan banyak pengalaman dan kenangan.
Suasana damai dan teduh Danau Ranau di pagi hari
Perjalanan tak terasa memakan waktu 9 jam, dan kebetulan sekali hujan mengguyur deras sebelum kita sampai ke puncak dan terpaksa kami menghentikan pendakian kami dan sepakat untuk berteduh sambil minum kopi dan makan mie instan.
Jam sudah menunjukan pukul 7 pagi, kami langsung cus nanjak dengan riang dan semangat! Awal mula pendakian di gunung seminung dilalui dengan menyusuri tepi danau ranau hingga memasuki perkebunan coklat/kakao milik warga setempat. Kanan dan kiri banyak ditumbuhi perkebunan coklat,kopi,lada dan buah alpukat, serta di iringi suara kicauan burung dan suara serangga.
Di dalam perjalanan kami menjumpai beberapa rumah warga di tengah perkebunan tersebut, sesakali kami menyapa mereka untuk bersilaturahmi, dan terbukti warga di sini ramah-ramah. Warga yang mendiami rumah di sini umumnya adalah petani yang memiliki perkebunan di gunung Seminung, rumahnya hanya berbentuk rumah semi permanen yang terbuat dari Papan dan geribik.
Tak terasa perjalanan sudah berlalu 3 jam, kami memutuskan untuk beristirahat dan berkopi santai. Setelah puas melepas dahaga dan berjoin kopi, perjalanan dilanjutkan, selang satu jam akhirnya kami sampai puncak belum -belum, sampai Pintu Rimba alias memasuki hutan belantara. Hutan disini banytak ditumbuhi pohon yang tinggi dan besar-besar, rata-rata pohon jenis hutan hujan tropis, dan medan yang dilalui begitu mantapo karena trek penuh dengan tanah yang licin dan berlumpur. Berikut ini adalah poto poto dikawasan hutannya.
Susah payah kali abang ini nanjaknya, hati-hati lah bang awas licin!
Hutan belantara seperti di Amazone Brazil
Jalurnya Mantap Gan!
Ada fakta menarik lho gaes ditengah hutan gunung seminung ini, jika kalian beruntung kalian akan menghirup bau segar buah jeruk nipis walaupun disekitar hutan tersebut tidak ada pohon jeruk nipis, dan baunya itu lhooo beuhhh bikin perut kelaparan karena serasa menghirup bau aroma Soto yang menggugah selera! Fakta menarik lainnya lagi adalah di trek gunung seminung ada segelintir pacet yang siap mengintai para pendaki dan menghisap darah-darah segar mereka! Wajar sekali di gunung seminung banyak pacet atau lintah darat karena seminung merupakan gunung hujan tropis yang datarannya lembab.
Perjalanan tak terasa memakan waktu 9 jam, dan kebetulan sekali hujan mengguyur deras sebelum kita sampai ke puncak dan terpaksa kami menghentikan pendakian kami dan sepakat untuk berteduh sambil minum kopi dan makan mie instan.
Berteduh Dulu sambil Minum Kopi dan Wedang Jahe dan tak lupa Selfie
Setelah hujan cukup reda kami melanjutkan pendakian kami menuju puncak. Trek yang dilalui untuk sampai puncak ditumbuhi banyak rumput-rumput,lumut, bahkan jika beruntung anda akan menemukan Bunga Edelweis. Bunga edelweis di Gunung Seminung Tidak begitu banyak, dan saya berharap bunga edelwies ini agar tetap lestari dan tumbuh banyak.
Tepat jam 6 sore akhirnya kami sampai di puncak Prabumulih Gunung Seminung 1881 MDPL. Pas banget timingnya, kami dapat melihat sunset di senja hari awal tahun 2015 yang begitu jingga dan panorama Laut Krui,Gagahnya Gunung Pesagi serta keindahan Danau Ranau dari atas puncak.
Puncak Prabumulih 1881 MDPL Gunug Seminung |
Yeyyyyy Sudah Sampai Puncak! |
Setelah puas mengabadikan di puncak Prabumulih Gunung Seminung dengan berphoto selfie ria yang begitu Alay haha, kami langsung lanjut perjalanan turun untuk kembali pulang.
Perjalanan pendakian yang begitu epic dan menakjubkan di Gunung Seminung sudah gua jalani dan katam. Nah itulah cerita pendakian gua di Gunung Seminung, buat para pembaca jangan bosan-bosan berkunjung di blog ini dan langsung saja saya ucapkan sampai jumpa dan Salam Lestari!
Perjalanan pendakian yang begitu epic dan menakjubkan di Gunung Seminung sudah gua jalani dan katam. Nah itulah cerita pendakian gua di Gunung Seminung, buat para pembaca jangan bosan-bosan berkunjung di blog ini dan langsung saja saya ucapkan sampai jumpa dan Salam Lestari!
Comments
Post a Comment
Terimakasih telah komen dan berkunjung
Pilih menu SITEMAP untuk postingan yang lain