PUNCAK ITU TAK KAN HILANG
Suatu tekat berlapiskan batu dan baja
Api merah menyala dan membumbung di ubun kepala
Diri ini tak terbendung lagi untuk melangkahkan kaki ke puncak
Hati ini membungkus rasa semangat tanpa terkuak
Ini memang bukanlah perjalanan mudah dan instan
Ini memang bukanlah suatu khayalan dan kiasan
Namun ini adalah suatu keteguhan untuk mencapai puncak
Ini adalah sutu langkah besar membawa keyakinan setapak demi setapak
Jalan berbatu nan tandus mengikat setiap telapak kaki yang melangkah maju
Angin dan debu menghampiri raga dan menyelimuti jiwa kecilku
Kaki kecil itu terus melangkah dan terus melihat kedepan dengan gagah
Jiwa kecil ini pun mulai tangguh melawan setiap angin yang berkoyah
Malam waktu itu masih belum singgah walaupun akan menjelang fajar
Hawa dingin masih dibawa sang angin yang selalu berputar
Terdengar suara lirih kesakitan di peraduan yang sepi
Dan suara itu mencekam dan mencabik naluri
Dia terkapar di hamparan bongkahan batu
Dingin,dingin, dan dingin terdengar dari mulut kecilnya itu
Ketakutan dan kekhawtiran membelenggu perasaan
Kematian akan menjemput jika kesakitan itu dibiarkan
Puncak, maaf kami tak kan singgah di peraduanmu
Puncak, maaf kami tak kan berdiri melihat samudera awan itu
Akhiri langkah naik, dan turun untuk yang lebih baik
Lari dan lari hingga langkah kaki menuntun jejak
Puncak, aku tahu kau tak kan hilang
Walau kegagalan itu selalu terbayang
Puncak, tunggulah kami
Suatu saat kami akan kembali
Suatu tekat berlapiskan batu dan baja
Api merah menyala dan membumbung di ubun kepala
Diri ini tak terbendung lagi untuk melangkahkan kaki ke puncak
Hati ini membungkus rasa semangat tanpa terkuak
Ini memang bukanlah perjalanan mudah dan instan
Ini memang bukanlah suatu khayalan dan kiasan
Namun ini adalah suatu keteguhan untuk mencapai puncak
Ini adalah sutu langkah besar membawa keyakinan setapak demi setapak
Jalan berbatu nan tandus mengikat setiap telapak kaki yang melangkah maju
Angin dan debu menghampiri raga dan menyelimuti jiwa kecilku
Kaki kecil itu terus melangkah dan terus melihat kedepan dengan gagah
Jiwa kecil ini pun mulai tangguh melawan setiap angin yang berkoyah
Malam waktu itu masih belum singgah walaupun akan menjelang fajar
Hawa dingin masih dibawa sang angin yang selalu berputar
Terdengar suara lirih kesakitan di peraduan yang sepi
Dan suara itu mencekam dan mencabik naluri
Dia terkapar di hamparan bongkahan batu
Dingin,dingin, dan dingin terdengar dari mulut kecilnya itu
Ketakutan dan kekhawtiran membelenggu perasaan
Kematian akan menjemput jika kesakitan itu dibiarkan
Puncak, maaf kami tak kan singgah di peraduanmu
Puncak, maaf kami tak kan berdiri melihat samudera awan itu
Akhiri langkah naik, dan turun untuk yang lebih baik
Lari dan lari hingga langkah kaki menuntun jejak
Puncak, aku tahu kau tak kan hilang
Walau kegagalan itu selalu terbayang
Puncak, tunggulah kami
Suatu saat kami akan kembali
Comments
Post a Comment
Terimakasih telah komen dan berkunjung
Pilih menu SITEMAP untuk postingan yang lain